Pengalaman Memelihara Burung Murai Batu Bakalan Muda Hutan


murai bakalan mati
Sekitar 5 tahun lalu saya benar-benar terpikat pada burung murai, tanpa pengetahuan yang cukup saya putuskan untuk membeli murai bakalan muda hutan di pasar Sukahaji Bandung.
Kalau tidak salah waktu itu hari senin sekitar jam 10an, bersama seorang teman yang telah lebih lama memelihara burung ocehan saya meluncur ke pasar burung Sukahaji. Setelah sampai disana, langsung menuju lapak jualan burung murai batu. Karena waktu itu saya benar-benar awan mengenai murai batu, saya pasrahkan pada teman untuk memilihkan bakalan murai batu yang bagus. Tidak berlama-lama setelah mendapatkan burung murai batu yang bagus lalu kami kembali pulang.

Sesampai di rumah burung murai batu tersebut saya masukkan kedalam sangkar yang sudah saya persiapkan sebelumnya, lalu saya memandikannya dengan cara disemprot atas saran teman saya lalu burung dijemur. Selama dalam penjemuran saya perhatikan burung murai batu saya diam saja tidak selincah waktu masih di penjual burung. Sampai disitu feeling saya sudah tidak enak, dan benar saja sore harinya saya dapati burung murai batu saya sudah tidak bernyawa lagi.

Merasa penasaran saya bertanya pada teman lain yang pernah memelihara burung murai batu bakalan. Setelah berbincang-bincang dengannya, ternyata kesalahan saya adalah memandikan burung tersebut ketika sampai di rumah. Merasa teman saya ini lebih mengerti dari teman saya sebelumnya, saya tanyakan sekalian mengenai cara perawatan murai batu bakalan padanya. Setelah dirasa mengerti keesokan harinya kembali saya menuju pasar burung Sukahaji untuk kembali membeli murai batu bakalan.

Dari pengalaman sebelumnya, kali ini saya tidak memandikan burung murai batu bakalan yang baru saya beli. Saya hanya menyimpannya dalam sangkar lalu sekeliling sangkar saya tutup menggunakan koran. Untuk makanannya saya berikan vur 511 yang untuk makanan burung dicampur dengan kroto dan ulat hongkong yang dipotong-potong diaduk hingga tercampur rata. Selanjutnya sangkar saya gantang di tempat yang tidak banyak orang lalu-lalang agar burung bisa tenang dan cepat adaptasi dengan makan vur. Sesuai saran teman saya, hanya 3 hari sekali saya mengecek pakan dan air minum burung murai batu bakalan saya. Setelah sekitar 2 minggu barulah saya membuka tutup koran dan memandikan burung murai batu bakalan saya (masih sesuai petunjuk teman saya) pada sore hari sepulang kerja. Kembali saya mendapati keanehan pada burung murai batu bakalan saya. Setelah selang setengah jam saya memandikannya, bulu-bulunya tampak tidak kering juga sampai saya gantang dekat lampu pada malam harinya tetap saja terlihat basah bulunya. Dan akhirnya seperti sebelumnya, keesokan harinya saya kembali menemukan burung murai batu bakalan saya mati.

Sampai disitu ada perasaan sedikit trauma memelihara burung murai batu bakalan. Namun kembali rasa penasaran saya muncul. Sekitar setahun yang lalu kembali saya memutuskan untuk membeli murai batu bakalan. Kali ini dengan bekal pengetahuan yang saya rasa cukup setelah menimba ilmu dari beberapa kicau mania Bandung. Saya rawat burung murai batu saya dengan hati-hati, untuk pemberian makan masih sama dengan cara sebelumnya yaitu campuaran vur 511, kroto, dan ulat hongkong. Dan untuk memandikannya saya tunggu sampai burung murai batu saya terlihat mandi sendiri di cepuk tempat air (terlihat dari penutup koran yang basah) kalau tidak salah sekitar 3 mingguan waktu itu. Setelah terlihat seperti itu, dan terlihat dari kotorannya burung murai batu saya sudah makan vur, tutup koran saya buka dan saya mulai memandikannya setiap pagi sebelum berangkat kerja dengan cara disemprot. Sekitar 5 mingguan saya dapati burung murai batu bakalan saya mulai bunyi. Setelah 1,5 bulanan murai batu saya sudah rajin bunyi, lalu mulai saya gantang di luar tapi cuma sebentar saja. Sampai suatu hari saya bermaksud mengganti sangkar burung saya menggunakan sangkar murai bulat(waktu itu pakai sangkar kotak). Burung murai batu saya gantang diluar dan saya tinggal kepasar Sukahaji untuk membeli sangkar murai batu baru. Tanpa rasa curiga setelah saya mendapatkan sangkar murai batu, langsung saya masukan murai batu saya kedalam sangkar yang baru. Barulah ada perasaan aneh ketika saya memberi makan jangkrik, murai saya terlihat cuek, sedang biasanya langsung dilahap dengan rakusnya. Dan saya lihat pada sangkar lama tidak ada bekas kotoran burung. Sampai sore murai batu saya terlihat lesu tidak bergairah, bahkan malam harinya kaki murai batu saya terlihat seperti kram tidak bisa mencengkram tangkringan. Dan........yah!. Seperti cerita sebelum-sebelumnya kembali murai batu saya mati keesokan harinya. Ternyata seharian burung saya gantang di luar dia stres karena terlalu banyak orang lalu lalang sehingga dia tidak makan dan tubuhnya lemas. Itulah kesimpulan yang saya dapatkan waktu itu.

Demikian sedikit cerita pengalaman saya dalam memelihara burung murai batu bakalan, saya harap anda bisa mengambil hikmah dari kegagalan saya. Untuk cara perawatan murai batu bakalan hutan yang baik akan saya posting secara terpisah.
Terima kasih.

comment 4 comments:

buroxxx on July 17, 2012 at 2:49 PM said...

ya ampuuun, kasihan amat....
ud coba beli lagi blm mas?

Unknown on August 11, 2012 at 8:25 AM said...

Sama seperti saya, pengalaman saya , merawat mb bahan susah susah gampang karena masing2 burung punya karakter dan mental yg berbeda, sy sudah merawat kira2 delapan ekor mb bahan itupun cm 2 ekor yg berhasil, saran sy jangan gampang menyerah dan kenali lebih karakter burung anda ,dan jangan terlalu percaya dgn saran orang lain.

Unknown on September 3, 2012 at 8:50 AM said...

Ya Allah susah juga ya melihara murai batu kalau gitu kejadiannya.

trisno on January 8, 2013 at 5:07 AM said...

seharusnya jangan pakai vuur bdulu mas..karena bakalan pencernaannya belum baik,,pakai ulat pun jangan ulat hongkong..pakai ulat balap...dan sedikit di kroto..seminnggu 3 kali..hanya utk menjaga suhu panas burung..dalam musim hujan seperti skrg..berikan makanan kesukaan murai dl seperti ulat balap..kroto aja..jgn pake jangkrik..krna hanya akan membuatnya cepat mati..sekarat.full kerodong,jgn dimandikan dl

Post a Comment

 
Powered by Blogger